Obrolan tak terhenti disitu, ide kerajinan pembuatan congkak dari bambu membuat Bu Suri jadi penasaran.
“Oh ya, Natasya diantara banyaknya permainan tradisional yang ada, kenapa harus congklak?” tanya Bu Suri.
Natasya menjelaskan “Karena saya suka bermain congklak Bu. Anak-anak bisa belajar berhitung, melatih fokus, dan belajar jujur lewat permainan ini sekaligus ingin melestarikannya ,” ujarnya mantap.
Penjelasannya itupun mendapat persetujuan dari Bu Suri.
“Bagus Ibu setuju, jadi nanti saat pulang kamu bisa langsung mencari bahan-bahannya ya,” ucapnya.
Tekadnya semakin bulat setelah mendengar tanggapan Bu Suri.
Dirumah, ia langsung mencari bambu, batok kelapa, dan perlengkapan lain. Teriknya siang tak menghalangi semangatnya.
Dalam beberapa hari, bahan-bahan sederhana itu berubah di tangannya menjadi congklak berbentuk kapal yang bisa dilipat berkat engsel di bagian tengahnya.
Natasya tak lupa, kalau Bu Suri kerap mengingatkan “Saat lomba nanti, kamu buatnya hati-hati, apalagi saat memotong bambu,” pesan Bu Suri.
Persiapan pun terus dilakukan hingga malam sebelum lomba. Pagi hari, Natasya berangkat ke lokasi lomba dengan perasaan campur aduk antara gugup dan berdoa.
Ketika lomba dimulai, Natasya memotong bambu, mengecat alas kapal, hingga berburu batu kecil untuk biji congklak. Semua dilakukan dengan teliti.
Sore pun tiba. Waktu pengumuman pemenang menjadi detik paling mendebarkan bagi Natasya. Rasa tidak yakin berubah menjadi bahagia ketika namanya disebut sebagai juara kedua lomba seni kriya FL2SN tingkat kabupaten.
“Lalu untuk juara kedua, jatuh kepada… Natasya Al Bihar.” ujar Panitia Lomba.
Tangan yang gemetar dibalik senyum lebarnya tak bisa disembunyikan. Piala di tangan, bangga di hati karya sederhana congklak kapal menjadi bukti bahwa ide kreatif bisa melestarikan permainan tradisional yang hampir punah.
Dari kisah inspiratif Natasya tadi, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa, hobi bukan hanya sekedar kesukaan yang dapat menyenangkan hati tetapi juga bisa membawa kita pada banyak pengalaman dan sebuah pelestarian budaya.
Simak berita dan artikel lainnya melalui saluran kami di Channel WhatsApp
Tinggalkan Balasan