Kesan ini makin kuat ketika melihat contoh kasus penindakan terbaru. Pada 12 Agustus 2025 Bea Cukai Langsa bersama Satgas Penyelundupan Kanwil DJBC Aceh Karantina Aceh dan Sumut Polri serta unsur TNI menggagalkan pemasukan 7 koli berisi ratusan unggas impor ilegal di wilayah Aceh Tamiang. Dua orang diamankan, barang bukti diserahkan ke karantina, dan pemusnahan dilakukan di Kualanamu. Nilai barang disebut sekitar Rp528.000.000. Fakta ini patut dicatat, namun publik kembali bertanya mengapa aktor intelektual di balik jejaring belum terungkap sebab pola penindakan sering berhenti pada kurir atau sopir.

Sponsor: ACNTimes
Iklan

Pertanyaan serupa muncul pada penindakan rokok ilegal merek ABI pada 8 Juni 2025 yang pertama kali digagalkan masyarakat di Simpang Kelana Aceh Tamiang. Ratusan dus diserahkan ke Bea Cukai Langsa untuk penyelidikan lebih lanjut, tetapi informasi lanjutan ke publik belum jelas. Pemberitaan jejaring menegaskan bahwa rokok ilegal tetap marak beredar sehingga pemusnahan berkala belum cukup sebagai terapi kejut. Ini memperkuat kebutuhan transparansi proses dari hulu sampai hilir, bukan hanya seremoni pemusnahan.

Rangkaian persepsi dan temuan di atas menunjukkan bahwa siapa pun kepala kantor yang datang ritme lama tetap berdetak. Panggung konferensi pers menyala tetapi publik jarang mendapat paparan rinci tentang tindak lanjut perkara, nilai kerugian negara, status penuntutan, serta pelajaran kebijakan yang lahir dari operasi lapangan. Ukuran kinerja menjadi timpang jika hanya bertumpu pada angka tangkapan. Indikator lain seperti edukasi kepatuhan, kualitas layanan, dan penargetan berbasis risiko harus tampil ke ruang publik secara periodik.

Kami menyerukan kepada Direktur Jenderal baru yang berasal dari luar Bea Cukai untuk menjadikan momentum ini sebagai jalan pembenahan menyeluruh. Jangan biarkan arus pembaruan terseret jejaring angkatan alumni kelas pagi yang menyingkirkan kelas siang atau lingkaran orang lama yang menjelma menjadi budaya klub. Diperlukan tangan besi yang adil, sosok yang berani memutus lingkaran sempit tanpa tebang pilih. Publik sering membayangkan disiplin setegas figur militer seperti Letjen Djaka. Esensinya bukan mengganti wajah di panggung, melainkan membongkar struktur dan prosedur yang memungkinkan panggung itu berulang tanpa akuntabilitas.

Simak berita dan artikel lainnya melalui saluran kami di Channel WhatsApp