Aceh Tamiang | Penunjukan Letnan Jenderal TNI Djaka Budi Utama sebagai Direktur Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) disambut dengan antusias oleh kalangan praktisi hukum. Salah satu yang memberikan dukungan terbuka adalah Ajie Lingga, S.H., CGAP., seorang advokat yang selama ini aktif mengkritisi lemahnya pengawasan Bea Cukai di wilayah Aceh.
Menurut Ajie Lingga, hadirnya figur militer dengan latar belakang intelijen seperti Djaka Budi Utama memberi harapan baru dalam pemberantasan mafia rokok ilegal dan jaringan penyelundupan barang-barang tanpa cukai. Selasa (20/05/2025).
“Ini momentum bersih-bersih. Kami mendukung penuh Letjen Djaka. Sudah saatnya Direktorat Jenderal Bea Cukai dipimpin oleh figur tegas berlatar belakang militer,” tegas Ajie.
Lebih lanjut, Ajie mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan laporan resmi yang akan disampaikan langsung kepada Dirjen Bea Cukai yang baru, berisi evaluasi dan bukti-bukti lemahnya kinerja Kantor Bea Cukai Langsa yang selama ini dinilai gagal menindak aktor intelektual di balik maraknya peredaran rokok ilegal.
“Sedang kami siapkan laporannya untuk mendorong Letjen Djaka untuk segera melakukan evaluasi total, termasuk mencopot Kepala Bea Cukai Langsa saat ini yang menurut kami telah gagal menjalankan fungsi pengawasan. Sudah terlalu lama publik disuguhkan penangkapan sopir dan kurir, tetapi pelaku utama tidak pernah tertangkap,” ujar Ajie.
Ajie menekankan bahwa momentum kepemimpinan baru ini harus dimanfaatkan untuk melakukan langkah cepat dan strategis. Menurutnya, tanpa tindakan nyata di awal masa jabatan, kepercayaan publik terhadap reformasi di tubuh Bea Cukai bisa memudar.
“Kami ingin Bea Cukai menjadi institusi modern dan bersih, dan tidak lagi mendapatkan asumsi negatif dari masyarakat. Kepemimpinan baru harus membawa semangat baru,” pungkasnya.
Penunjukan Letjen Djaka sendiri dinilai sebagai sinyal kuat dari pemerintah bahwa pembenahan di internal DJBC adalah prioritas. Masyarakat kini menanti, apakah tangan dingin sang jenderal mampu menyapu bersih gurita peredaran rokok ilegal yang telah bertahun-tahun terjadi namun jarang sakali menyentuh aktor intelektualnya di daerah. (Helmi)
Simak berita dan artikel lainnya melalui saluran kami di Channel WhatsApp
Tinggalkan Balasan