Teheran, Acntimes.id | Setelah 11 hari gempuran udara tanpa henti terhadap Iran, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan gencatan senjata sambil menyatakan bahwa “tujuan operasi telah tercapai.” Namun, berbagai pengamat mempertanyakan klaim tersebut, bahkan menilainya sebagai pernyataan yang jauh dari kenyataan.
Dalam pidato awal sebelum serangan dimulai, Netanyahu mengusung dua misi besar: menghentikan program nuklir Iran dan mendorong pergantian rezim di Teheran. Namun kenyataannya di lapangan menunjukkan sebaliknya. Berikut lima indikator utama yang menunjukkan bahwa Israel justru gagal mewujudkan tujuannya.
1. Program Nuklir Iran Tetap Bertahan
Meski fasilitas nuklir Iran menjadi target utama, nyatanya struktur inti program nuklir negara itu tetap utuh. Analis Timur Tengah Ori Goldberg mengungkapkan kepada Al Jazeera bahwa Iran diduga telah memindahkan bahan baku utama dari situs Fordow sebelum serangan udara. Upaya Israel mempengaruhi Amerika Serikat untuk ikut menjatuhkan bom penghancur bunker Massive Ordnance Penetrator (MOP) memang terjadi, namun tidak ada indikasi keberhasilan signifikan yang dapat diverifikasi.
“Tanpa akses ke lokasi, tidak mungkin mengevaluasi kerusakan sebenarnya. Iran tentu tidak akan membuka pintunya,” ujar Goldberg.
2. Rezim Iran Justru Semakin Kuat
Alih-alih memicu pergolakan rakyat terhadap rezim, kampanye pembunuhan tokoh-tokoh militer Iran justru menyatukan publik. Komandan senior Garda Revolusi Iran (IRGC), yang selama ini menjadi sasaran kritik internal, malah mendapat simpati karena dianggap membela negara dari serangan luar.
“Strategi Israel selalu percaya bahwa membunuh tokoh kunci musuh bisa mengguncang sistem. Tapi itu tak terjadi di Iran. Justru warga yang semula membenci IRGC, kini bersatu membela negara,” jelas Goldberg.
3. Reputasi Israel Tercoreng di Mata Dunia
Alih-alih mendapatkan simpati internasional, Israel justru dianggap melanggar hukum internasional karena menyerang Iran tanpa justifikasi legal yang kuat. Meski Amerika Serikat sempat turut menyerang, Presiden Trump memilih menarik diri dan menekankan keinginannya untuk negosiasi damai dengan Iran.
Serangan ke Penjara Evin yang disebut sebagai simbol represi di Iran malah memperburuk nasib para tahanan, karena banyak dari mereka dipindahkan ke lokasi rahasia.
4. Sistem Pertahanan Israel Jebol oleh Rudal Iran
Keunggulan udara Israel ternyata tidak sepenuhnya menjamin kemenangan. Rudal Iran berhasil beberapa kali menembus sistem pertahanan canggih Iron Dome, menghantam pusat-pusat vital di jantung Israel dan memicu kepanikan nasional. Ekonomi lumpuh, stok rudal pencegat menipis, dan waktu pengisian ulang belum bisa dipastikan.
“Ini adalah pukulan telak terhadap reputasi Iron Dome,” ujar Goldberg.
5. Iran Tetap Berdiri
Meski porak-poranda akibat pemboman, Iran tak goyah. Dengan korban jiwa ratusan dan infrastruktur rusak, Teheran tetap bisa menunjukkan posisi tawarnya di panggung geopolitik. Bahkan, Iran mampu menekan Amerika Serikat agar memperingatkan Israel setelah gencatan senjata dilanggar.
“Iran keluar dari perang ini dalam posisi masih berdiri. Dan itu adalah pesan paling penting: bahwa mereka belum kalah,” tutup Goldberg. (*)
Simak berita dan artikel lainnya melalui saluran kami di Channel WhatsApp
Tinggalkan Balasan